Semarang, CyberNews. Pembangunan Menara Suara Merdeka
yang pada Rabu (27/7) pagi secara resmi mulai dipasang tiang pancang
(groundbreaking) diharapkan menjadi gedung perkantoran yang pintar,
nyaman dan aman. Konsep green architecture dan green building yang dipakai dalam proses pembangunan ini diharapkan turut menyelamatan lingkungan dari pemanasan global.
Direktur PT Merdeka Sandi Surya (MMS) Solichedi mengatakan, proses groundbreaking dengan sistem bore pile
atau tanah dilobangi/dibor terlebih dulu, sehingga tidak mengganggu
kenyamanan lingkungan atau gedung yang ada di sekitarnya. “Meski lebih
mahal, tapi konsep ini tidak mengganggu lingkungan,” ujarnya.
Gedung 15 lantai yang akan berdiri di atas lahan seluas 3100 m2 itu,
menurut Solichedi, menggunakan efisiensi energi dengan menggunakan
kaca bangunan yang dapat menyerap sinar matahari untuk mengurangi
energi listrik yang digunakan.
“AC yang kami gunakan juga otomatis atau dengan sistem VRV (Variable Refrigerant Volume).
Ketika ruangan yang ada itu sedang digunakan, maka akan bekerja
optimal, namun ketika kosong akan secara otomatis mati. Termasuk
penggunaan lampu yang hemat energi,” ujarnya.
Pengolahan limbah dengan bioteknologi, kata dia, akan menjadikan air
limbah tidak terbuang sia-sia namun dilakukan pengolahan sehingga
dapat digunakan untuk menyirami tanaman atau sebagai pembilas.
“Sistem security dan safety dalam gedung ini akan dilengkapi dengan
CCTV, Barrier Flat dan BAS. Setiap tamu yang datang akan terkontrol.
Lift yang digunakan juga dipisah untuk eksekutif, barang dan karyawan,”
katanya.
80 Persen Terbeli
Sementara areal parkir, disediakan bangunan delapan lantai yang
mampu menampung sekitar 270 mobil dan 350 sepeda motor. Gedung dengan
kontraktor rancang bangun dari PT Waskita Karya dengan listrik
berkapasitas 2770 KVA ini akan menjadi ikon gedung pintar di Jawa
Tengah.
Sampai hari ini, kata dia, dengan luasan gedung 17.000 m2 itu sudah
80 persen yang terbeli, di antaranya Bakrie Group, Sido Muncul, Dafam,
Edward Sofyan Group, Mandiri dan Telkomsel.
“Sesuai jadwal dari PT Waskita Karya, gedung ini dapat digunakan
pada Agustus 2012. Semua yang beraktivitas di gedung ini juga tidak
perlu repot keluar untuk istirahat siang, karena dilengkapi juga dengan
coffe shop, dan food court,” paparnya.
Untuk manajemen pengelolaan gedung, imbuh dia, dilakukan oleh PT MSS
serta Cushman and Wakefield, salah satu perusahaan konsultan dan riset
properti ternama. “Smart building dan ramah lingkungan, itu konsep gedung ini nantinya,” tandas Solichedi.